Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Reproduksi Kewanitaan
- Membantu Meredakan Nyeri Haid
Kunyit memiliki sifat analgesik yang dapat mengurangi nyeri pada beberapa bagian tubuh. Selain itu, kandungan kurkumin pada kunyit juga dapat menghambat produksi hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan peradangan serta rasa nyeri ketika seorang wanita mengalami haid. Kurkumin pada kunyit juga bersifat antiinflamasi, sehingga dapat menenangkan kram perut yang disebabkan oleh kontraksi otot rahim dan usus.
- Membantu meringankan PCOS
PCOS atau polycystic ovary syndrome adalah gangguan hormon yang dapat menyebabkan banyaknya folikel-folikel cairan di ovarium, sehingga sulit untuk melepaskan sel telur. Kondisi ini membuat proses pembuahan sulit terjadi.
Dalam sebuah jurnal penelitiam, kurkumin pada kunyit disebut dapat membantu untuk meringankan PCOS. Pasalnya, kurkumin mampu mengatasi inflamasi sekaligus menurunkan potensi resistensi insulin. Kedua kondisi inilah yang dikatakan bisa memicu munculnya PCOS pada seorang wanita. Selain itu, kurkumin juga membantu mengurangi tingkat androgen yang tinggi yang merupakan salah satu penyebab dari PCOS.
- Membantu meringankan endometriosis
Endometriosis adalah gangguan yang menyebabkan lapisan dalam rahim justru tumbuh di luar rahim. Kondisi ini bisa saja menghambat proses pembuahan dan kehamilan.
Senyawa kurkumin berpotensi mengatasi endometriosis dengan menurunkan produksi estradiol, yakni salah satu bentuk hormon estrogen yang berkaitan erat dengan endometriosis. Penurunan ini akan menghambat pertumbuhan jaringan di luar rahim.
Sumber:
Sushma Reddy, et al. Beneficial effect of Curcumin in Letrozole induced polycystic ovary syndrome,
Asian Pacific Journal of Reproduction, Volume 5, Issue 2, 2016, Pages 116-122. https://doi.org/10.1016/j.apjr.2016.01.006.
S . hojaei-Zarghani, S., Molani-Gol, R. & Rafraf, M. Curcumin and Polycystic Ovary Syndrome: a Systematic Review. Reprod. Sci. (2022). https://doi.org/10.1007/s43032-021-00826-6
Zhang, Ying et al. “Curcumin inhibits endometriosis endometrial cells by reducing estradiol production.” Iranian journal of reproductive medicine vol. 11,5 (2013): 415-22